SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Bakal calon Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar, Polikarpus Lalamafu terus mengumpulkan simpul-simpul basisnya.
Kali ini ia merangkul semua keluarga besarnya dari garis Keturunan Sang Nenek, Futuwembun.
—
Poli, yang berpasangan dengan dokter ahli bedah, Julianus Aboyaman Uwuratuw ini, mengajak “Basudaranya” duduk Bacarita bersama tentang masa depan Tanimbar.
Apalagi, saat ini kabupaten bertajuk Duan Lolat sementara menghadapi Pilkada serentak yang tinggal hitungan bulan guna menghasilkan pemimpin daerah.
Obrolan hangat para bapa, mama, om-om, tante, adik, kaka yang dikemas secara kekeluargaan ini lebih berfokus tentang fenomena Politik Uang yang saat ini telah cukup kuat mengakar di Tanimbar.
Kata petinggi Universitas Lelemuku Saumlaki ini, dari kajian dan pengamatan akademisnya, situasi kekinian Tanimbar memang sengaja diciptakan.
Rakyat dibuat harus ‘sengsara, menderita dan miskin’, agar ada ketergantungan kepada ‘Penguasa’, karena memang itulah strategi penguasa.
“Orang yang kasih uang untuk dulang suara rakyat di Pemilu, itu adalah calon koruptor. Mari kita tolak politik uang secara tegas,” pesannya.
“Dengan menolaknya, kita berperan menciptakan pemilu yang bebas korupsi dan berharap pada berjalannya sistem pemerintahan yang lebih bersih,” ajak Poli.
Ia juga menambahkan tentang kalimat bijak Prof.Magnis Soseno, tenang “Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tapi mencegah yang terburuk berkuasa”.
PERJALANAN ROHANI BOY-POLI
Iapun menceritakan perjalanan rohaninya bersama Dokter Boy untuk berpasangan. Di hadapan puluhan basudaranya, Poli menceritakan bagaimana akhirnya Dokter Boy memilih dirinya sebagai pendamping, wakil di Pilkada ini.
“Dalam pergumulan doa Dokter Boy dan Pendoanya, Dokter Boy sodorkan foto-foto calon wakil yang akan dipinang. Dari sekian banyak foto itulah, Sang Pendoa langsung menunjuk dan mengangkat foto saya dan nyatakan dihadapan Dokter Boy bahwa inilah pasangan Dokter Boy yang Tuhan pilih,” tandas dia.
Petunjuk dari Sang Khalik itulah, akhirnya menempatkan dirinya dengan Dokter Boy berdiri dan tampil untuk rakyat Tanimbar nyatakan sikap maju berpasangan dengan Jargon JUARA.
TIDAK SALING KENAL
Padahal secara jujur, ia akui bahwa baik ia maupun dokter Boy, tidak saling kenal, tidak pernah bertatap muka.
“Beta datang ini bukan karena Beta sorong (bawah) diri ke Dokter Boy, tapi karena doa. Pak Dokter dan tim datang ke saya dan hanya minta satu kata yakni setuju,” ungkap Poli.
Alhasil, dirinya dan rekan-rekan universitas bersepakat dan mengkaji tentang kompilasi kesehatan dan pendidikan yang telah menyatu. Pasalnya kedua persoalan inilah yang Tanimbar rasakan.
DUKUNGAN PENUH KELUARGA BESAR
Dalam pertemuan keluarga besarnya, Poli Lalamafu, mendapat dukungan penuh dari keluarga besarnya.
Damianus Siarmasa, secara tegas nyatakan kalau dirinya berani meninggalkan posisi pimpinan pada salah satu partai politik (bukan koalisi Boy-Poli) untuk mendukung dan bekerja penuh memenangkan JUARA di Pilkada tahun ini.
“Darah panggil darah. Darah baku tarik. Apapun itu, kita harus tinggalkan perbedaan dan satukan hati memenangkan JUARA,” tandasnya dikuti sahutan kesepakatan keluarga besar yang hadir.
Bahkan jika ada selintingan isu yang beredar bahwa bahwa Poli Lalamafu hanya mengandalkan dosen dan mahasiswa Unlesa, karena tidak punya keluarga, maka sudah waktunya saat ini ia buktikan bahwa Keluarga Besar Poli Lalamafu itu ada.
Baca Juga;
Boy Uwuratuw Pulang Kampung, kasih Suara Famili Hingga Ziarah; https://sentralpolitik.com/boy-uwuratuw-pulang-kampung-kasih-suara-famili-duan-hingga-ziarah/
“Poli punya keluarga tidak kecil. Kewajiban moral kita sampaikan kepada semua keluarga, para anak mantu kota di desa Wowonda, Amdasa, Olilit, Latdalam dan desa lainnya bahwa ada tetesan darah kita yang maju bertarung. Mari bersatu dan kita rebut dan sambut kemenangan di Pilkada KKT tahun ini,” tegasnya penuh semangat. (*)
Respon (2)