Khabar24

Polikarpus Sebut Pilih Pemimpin Visioner

×

Polikarpus Sebut Pilih Pemimpin Visioner

Sebarkan artikel ini

Lalamafu Buka Kartu Fatlolon

SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Polikarpus Lalamafu, Calon Wakil Bupati KKT meminta warga menjatuhkan pilihan pada pemimpin yang visioner pada Pilkada nanti.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Ia menyatakan itu saat bertatap muka dengan warga dua desa yakni Lorulung dan Tumbur, Kecamatan Wertamrian. Pertemuan berlangsung terpisah, Kamis (12/09/2024).

Warga dua desa itu berjubel, antusias bertemu dan berdialog dengan Lalamafu. Mereka mendengar dan mengikuti seksama berbagai hal yang disampaikan.

Lalamafu dalam kesempatan itu meminta pada momentum Pemilu di 27 November mendatang, masyarakat dapat menggunakan hak suaranya untuk memilih pemimpin yang visioner.

‘’Pemimpin yang benar-benar memiliki visi masa depan membangun Tanimbar menjadi daerah yang lebih baik, yang solider dan bisa memperjuangkan nasib seluruh rakyat Tanimbar,’’ katanya.

Ia juga flashback tentang kondisi Tanimbar dari masa ke masa dalam konteks keberhasilan maupun kekurangan kepemimpinan pemerintahan sebagai kepala daerah.

TIGA PEMIMPIN SEBELUMNYA

Menurutnya, per hari ini, Tanimbar mengalami suatu krisis pada semua dimensi yang begitu besar. Krisis tersebut bahkan menggiring Tanimbar menjadi kabupaten berpredikat ’miskin ekstreem’ sejak 2021 lalu.

Di tahun itu, Wapres Maaruf Amin, sendiri mengumumkan predikat memilukan itu.

Ia kemudian sengaja mengurai beberapa fakta yang membuka paradigma berfikir warga di kedua desa itu dengan sejumlah fakta latar belakang atau background dari pemimpin-pemimpin sebelumnya yang pernah memerintah Tanimbar.

Dikatakan, saat daerah ini dipimpin oleh seorang bupati berlatar belakang birokrat seperti Bupati pertama S. J. Oratmangun, orang Tanimbar bisa merasakan keuangan di daerah ini mengalir sangat bagus.

Semua orang di kala itu seakan tidak pernah merasakan sebuah arti kesusahan. Tetapi euforia kenyamanan masyarakat di penghujung pemerintahan Oratnangun itu berakhir tragis dengan kenyataan hampir sebagian pejabat tersandung kasus korupsi.

Pada periode pemerintahan berikutnya Bitsael Silvester Temmar, yang berlatar seorang dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpatti.

Menurut dia, seorang yang berlatar belakang akademisi yang memimpin daerah ini, maka saat itulah wajah Tanimbar mulai berubah.

Jalur-jalur transportasi yang menghubungkan daerah-daerah yang terisolasi, semuanya terbuka.

Fasilitas Rumah Sakit, Puskesmas, hingga Pustu dibangun di semua penjuru. Bahkan Bito tempatkan para dokter hingga tenaga kesehatan di semua tempat.

“Pak Temmar sangat ingin orang Tanimbar harus sehat dan cerdas dengan berupaya menyekolahkan pegawai-pegawainya saat itu sampai ke tingkat magister hingga doktor,’’.

Akhirnya masyarakat mempercayakan beliau memimpin selama 10 tahun. ‘’Tanimbar beliau rubah dengan sangat spektakuler,“ papar Lalamafu.

Periode selanjutnya, kepala daerah yang berlatar belakang pengusaha, yakni Petrus Fatlolon. Dijelaskan, S. J. Oratmangun berlatar Birokrat tetapi karena terjun ke dunia politik maka disebut Politisi.

KARTU FATLOLON

Bito Temmar pun demikian, Petrus Fatlolon juga demikian, tetap disebut Politisi meski berlatar belakang seorang Pengusaha.

“Tanimbar sampai hari ini hancur karena dikelola oleh orang yang salah. Apa yang sudah diletakan oleh kepala daerah sebelumnya yang berlatar seorang dosen atau akademisi kemudian diporak-porandakan,’’ katanya.

Bahkan di tahun 2021, Wapres Maaruf Amin menerapkan bahwa Tanimbar termasuk daerah yang miskin ekstreem.

Itu di tangan siapa pemerintahannya? Jawabannya di tangan Bupati yang berlatar belakang pengusaha.

‘’Karena apa yang dilakukan itu tidak mendapat restui oleh Tuhan dan Leluhur kita, maka per hari ini status beliau sebagai Tersangka,“ pungkas Lalamafu.

IMBAS HINGGA KE MAHASISWA

Ulah pemimpin korup jelas berimbas ke rakyatnya, bahkan hingga ke dunia pendidikan seperti salah satu lembaga pendidikan ternama di negri itu, Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA), yang bernaung di bawah YPT-RLS, Polikarpus Lalamafu menjadi ketua.

Putra-putri terbaik Tanimbar saat ini yang pernah dibiayai untuk sekolah oleh Pemda, mereka harus mendekam dalam penjara terjerat dalam kasus korupsi yang membooming di Tanimbar ini.

‘’Dampaknya bahkan sampai dirasakan di Kampus UNLESA karena mahasiswa yang tidak mampu membayar biaya kuliah di sana sebesar hampir berjumlah Rp10 milyar,“ ungkap dia.

Imbas yang turut dirasakan para mahasiswanya semakin menggugah adrenalin Lalamafu untuk kian memperjuangkan pendidikan yang layak bagi generasi Tanimbar sesuai pesan pendiri UNLESA, (Alm.) Drs. Jordan Alexander Luturyali, M.Si kepadanya.

Sebagai Ketua Yayasan ia tidak pesimis atau mundur untuk memperjuangkan pendidikan terbaik bagi generasi penerus daerah ini.

Bersama teman-teman dosen lainnya selalu berdoa dan percaya bahwa meskipun daerah ini tidak membantu pihak kampus, namun bantuan akan tetap ada dari luar.

Baca Juga:

Mama dan Pemuda Juara untuk Harapan Baru Tanimbar;https://sentralpolitik.com/mama-juara-dan-pemuda-juara-untuk-harapan-baru-tanimbar/

‘’Dan puji Tuhan bantuan dari provinsi dan dari pusat itu selalu masuk ke pihak kami walaupun Pemda melihat kondisi pendidikan di daerah ini hanya dengan sebelah mata,“ tutupnya. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *