Absurditas Dalam Proses Pemilihan Rektor Unpatti

Opini: Patris Rahabav (Akademisi Unpatti)

Dalam kasus Wenno yang terjadi adalah sebagian angota senat sedang melakukan manipulasi  fungsi itu; melanggar hukum, etiket (sopan santun), dan tatakrama.

DELEGITIMASI

Patut dicatat bahwa perjuangan beberapa anggota senat kelompok kepentingan  untuk mendepak Wenno dari bursa calon rektor sudah sudah sangat tendensius dan sangat tidak manusiawi.

Dalam beberapa kali rapat senat, Wenno telah diposisikan pada posisi yang lemah. Laksana domba yang digiring ke pembantaian; tanpa mengembik, Wenno telah dikastrasi hak bicaranya dan dibuat pasrah, kikuk, diam dan tunduk  pada kehendak beberapa kritikus yang tanpa merasa bersalah apalagi berdosa; memposisikan diri sebagai orang tanpa cacat celah; sebagai rombongan para malaikat; rombongan para kudus, mendikte dan mendominasi pengambilan keputusan pada setiap rapat senat.

Hasilnya, rapat senat Unpatti tanggal 28 Agustus 2023 dengan agenda penyampaian visi, misi dan program, dilanjutkan dengan pemilihan calon rektor tahap 1, akhirnya deadlock. Rapat diawali dengan hujan interupsi beberapa anggota senat yang tetap keberatan bahwa Wenno melakukan plagiasi dengan referensi tuggal, berita media massa baik media mean stream maupun media sosial. Ketua Senat dan anggota senat Unpatti, Tim Kemenristekdikti, bahkan publik yang mengikuti life streaming pun dibuat bingung dengan ulah beberapa anggota senat tersebut. Mereka terus mempersoalkan plagiasi Wenno.

Ini sungguh aneh. Pasalnya, ke lima calon telah memiliki legal standing sebagai calon rektor, setelah semua prosedur pemilihan dipenuhi (mulai dari pendaftaran calon, seleksi berkas hingga masa sanggah). Dengan demikian, tuduhan berbagai pihak kalau terjadi unprosedural dalam pemilihan rektor, adalah sebuah tuduhan yang tidak beralasan.

Dalam rapat senat Unpatti tanggal 28 Agustus 2023, Senat juga telah memperkenankan Wenno untuk ikut dalam penyampaian visi, misi dan program. Maka, senat yang mempersoalkan keabsahan Wenno sama dengan menampar muka sendiri.

Upaya mengugurkan Wenno dari proses pemilihan  rektor tahap selanjutnya, berarti senat Unpatti secara sadar telah mendelegetimasi berbagai keputusan sebelumnya antara lain: 1) Mendelegitimasi keputusan rapat sebelumnya yang telah mengesahkan ke lima bakal calon. Dalam posisi itu senat Unpatti justru memperlihatkan sikap inferior dan dipaksa tunduk pada  tuntutan parmelen jalanan.

Ada indikasi kuat kalau perlemen jalanan telah mengintervensi kewenangan dan kedaulatan senat Unpatti dalam pengambilan keputusan; atau sengaja direkayasa untuk dijadikan senjata ampuh mengiring anggota senat untuk tidak memilih Wenno bahkan teror psikologis agar Wenno gagal dan atau mengundurkan diri sebagai calon rektor; 2) Mendelegitimasi keputusan senat yang mengizinkan Wenno untuk ikut dalam penyampaian visi dan misi pada rapat tanggal 28 Agustus 2023; 3) mendelegitimasi dan sekaligus meragukan kredibitas Tim penilai Angka Kredit Jabatan guru besar Kemdikbudristekdikti; 4) Mendelegetimasi Keputusan Menteri yang telah mengangkat Wenno sebagai guru besar.  Hal tersebut memberi indikasi kuat kalau sebagian senat Unpatti tengah melakukan gerakan perlawanan dan sikap pembangkangan terhadap  Menteri.

 TIGA SKENARIO

Rapat senat Unpatti tanggal 28 Agustus 2023, yang dihadiri anggota senat dan 3 perwakilan Kemendikbudristekdikti, yakni dari biro hukum, ketenagaan dan inspektorat  telah diputuskan bahwa rapat senat dalam rangka pemilihan rektor tahap 1, akan dilanjutkan setelah pihak yang menuduh Wenno melakukan plagiasi bisa membuktikan tuduhan tersebut dengan data otentik kepada pihak Kemendikbudristekdikti.

Dari perkembangan rapat dimaksud, tidak satu pun anggota senat yang menuduh Wenno melakukan plagiasi secara gentle dapat memperlihatkan bukti atas tuduhan mereka. Dalam posisi itu mereka yang menuduh Wenno melakukan plagiasi, dihadapkan pada sebuah situasi yang sangat problematis. Mereka tengah tercebur dalam kubangan lumpur, yang mereka gali sendiri; makin bergerak, makin tercebur lebih dalam; maju  kena mundur kena! Dengan harap-harap cemas, anggota senat dan kelompok kepentingan yang menuduh Wenno melakukan plagiasi berusaha memenuhi ambisi mereka lewat 3 skenario berikut.

Skenario Pertama, klarifikasi Prof.Dr. Thomas Pentury M.Si mantan rektor Unpatti. Skenario ini telah mengemuka dalam rapat senat Unpatti tanggal 28 Agustus 2023. Ada keinginan kuat anggota senat untuk menghadirkan Pentury dalam rapat senat berikutnya dengan harapan memberi klarifikasi disertai bukti otentik plagiasi Wenno.

Saya berpendapat, Pentury tidak akan ikut campur terlalu jauh soal itu karena di luar kewenangannya sebagai rektor saat itu; Pentury bukan anggota Tim penilai angka kredit guru besar; juga bukan pengelola jurnal yang punya akses memeriksa kelayakan tulisan Wenno. Dengan demikian, Pentury tidak akan memiliki data pendukung  yang valid.

Pentury juga saya, yakin tidak akan memenuhi tuntutan senat untuk hadir dalam rapat senat berikutnya; karena kesibukan dan tidak mau tercebur jauh ke dalam masalah ini yang bisa saja mencoreng harga diri dan nama baiknya sebagai akibat miskin data. Maka, kemungkinan besar Pentury akan membantu senat dengan memberikan keterangan/klarifikasi secara    tertulis.

Skenario Kedua, Dr. Handry E.P.Leimena, S.Si; M.Si. Leimena adalah satu-satunya anggota senat wakil dosen Fakultas MIPA Unpatti yang memberanikan diri menyurati pihak Kemenristekdikti mempersoalkan plagiasi Wenno. Kita patut memberi apresiasi kepada Leimena atas keberaniannya. Pertanyaannya mampukah Leimena membuktikan tuduhannya? Nampaknya Leimena menghadapi kesulitan besar karena surat yang dibuat kemungkinan bukan murni inisiatif Leimena, akan tetapi instruksi pihak tertentu.

Pada tataran itu, saya yakin Leimena tidak akan mampu membuktikan tuduhannya dengan data otentik. Kalau prediksi ini benar, Leimena saat ini  tengah dihantui rasa bersalah dan terhukum hati nuraninya.

Skenario Ketiga, kemungkinan pihak yang menuduh Wenno melakukan plagiasi akan berusaha membuktikan tuduhan mereka dengan melakukan tes plagiasi dengan turnitin terhadap artikel Weno. Kalau itu terjadi, ini sebuah kesalahan fatal karena di luar domain mereka.  Tes plagiasi dengan turnitin untuk artikel Wenno momennya tidak tepat;  menggugat kredibilitas Tim angka kredit jabatan guru besar; sebagai sebuah bentuk perlawanan tehadap Menteri yang telah mengeluarkan SK Wenno sebagai guru besar.

Berdasarkan deskripsi di atas, harapan anggota senat yang menuduh Wenno melakukan plagiasi dan tidak diperkenankan ikut dalam proses pemilihan rektor selanjutnya, diprediksi akan pupus. Walaupun demikian, patut dicamkan bahwa Wenno dan keluarganya telah menerima dampak langsung dari pengadilan publik terhadap tuduhan plagiasi tersebut, yakni perbuatan tidak menyenangkan, yang berimplikasi pada tekanan psikologis, rasa malu dan luka batin yang mendalam.

Maka, senat dan kelompok kepentingan yang menuduh Wenno melakukan plagiasi sudah saatnya segera merehabilitasi nama baik Wenno atau siap menghadapi implikasi hukum.

PENUTUP

Isu plagiasi Wenno patut disesali karena telah menjadi konsumsi publik. Gencarnya pemberitaan media massa baik media mean stream maupun media sosial yang terus didaur ulang, tanpa klarifikasi yang berimbang, betapa tidak telah membentuk opini publik.

Publik telah percaya dan menjustifikasi tuduhan bahwa Wenno melakukan plagiasi sebagai sebuah kebenaran. Hal tersebut telah berdampak pada pembunuhan karakter Wenno secara personal dan citra, marwah, nama baik Unpatti secara kelembagaan. Kita tentu tidak ingin kejadian serupa terurlang di masa depan.

Maka, tulisan ini saya maksudkan untuk memberi pencerahan atas persoalan ini dan mengingatkan semua pihak agar tidak terjebak dalam kesesatan berpikir atau cacat logika karena mendekradasi supremasi kita sebagai akademisi.

Saya berharap bahwa segala silang  pendapat tentang pemilihan rektor ini segera diakhiri dan senat sebagai representasi civitas akademika menegakan kewibawaan senat dengan tidak terjebak dengan opini publik, parlemen jalanan, menghentikan segala intrik politik, tindak tunduk pada intervensi kelompok kepentingan, memegang tenguh koridor aturan, dan memberi pembelajaran demokrasi yang benar kepada publik. Selamat bertarung kepada lima kandidat rektor; Amin. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *