Jumpa lagi dengan SentralSepekan. Selamat beraktifitas di awal pekan ini. Salam sehat bagi Anda. Gunakan waktu dan tetap jaga Kesehatan.
Seorang penulis, eks perwira Angkatan Laut asal negeri Paman Sam, Denis Waitley menyebut; Hargailah waktu dan kesehatan… sampai keduanya hilang!
Jangan seperti CamTanTim alias Camat Taniwel Timur Kabupaten SBB, Royke Marthen Madobaafu… Dia tidak menghargai waktu yang selama ini didirikannya lewat karier gelimang… jangan tanya pula kesehatan jiwanya…
CAMAT TANTIM
Oiya, si camat cabul ini kini telah mengambil ‘langkah saribu plus one’ alias lari dari kenyataan… Polda Maluku sdh memasukannya dalam daftar DPO, daftar pencarian orang…
Satu-satunya Camat dari 118 Camat yang ada di Maluku itu memilih langkah ini. Dia tidak menghargai waktu dan tetap hidup dalam ketakutan… Buah dari perilaku cabul yang melekat…
Tanda-tanda DPO sang camat sebetulnya sudah terlihat sedari awal… Saat kasus ini mencuat, dan ditetapkan sbg tersangka, camat pagi2 subuh dilaporkan sudah pergi ke hutan… kembali ke rumah setelah malam gelap…
Di kawassan teritori wilayah Kecamatan Tantim yang dipimpinnya, dia menghabiskan waktu siangnya di hutan… entah berkebun, berburu atau tidur seharian disana… yang pasti tak ada forum rapat koordinasi kecamatan ditengah hutan…
Saat tidur ssiang di hutan, matanya menatap cicak di atap, ingatan pada anak-istrinya berputar… rindu anak, kangen istriii… zzz…zzh… bagaimana bila gaji tiba2 distop… siapa yang melunasi cicilan di BBPPDDMM Cabang Piro… hmmm
Atau, ingatan kembali berputar saat dia mencocokan baju baru di Pasar Piru pada anak dibawah umur, yang digaulinya dengan bejat di atas mobil di gunung Malintang… hmm
Masih dalam pelariannya, tentu masih marah pada keluarga dan korban, emosi pada polisi dan kecewa pada pengacara. Coba kalau kali lalu menang di Pengadilan Hunipopu, begini sudah bisa menikmati Rp. 1,555 miliar…
Sayang… cari masalah sendiri,,, enak sesaat, membuat korban menderita eh sang camat skarang hidup dalam ketakutan. Ilmunya di IPDN Jatinangor sudah tak berarti apa-apa… toh jenjang birokrasinya hilang…
Kalau pun dia menghadap di Polda, masih lebih baik menjalani hidup dalam tahanan, ketimbang hidup bebas, tapi terpenjara lahir dan bathin… Toh dalam penjara maseh bisa makan rutin meski hambar… tak perlu pergi berburu di hutan…
BUKAN CAMAT
Oiya, jam 9 pagi ini, 20 orang Saksi akan hadir di sidang SPDD palsu. Kajari Tanimbar Dadi Wahyudi sudah melayangkan surat ke BPKAD supaya saksi-saksi itu datang berjubel di Pengadilan Tipikor PN Ambon… Tak peduli siapa yang tekor, mereka wajib datang…
20 orang sudah ada di Ambon. Sebagian besar memilih tol laut lewat pulau Banda, naik kapal laut, sebagian kecil naik pesawat.
Oiya, jaksa akan menghadirkan 80 saksi di kass ini. 80 saksi itu semua pegawai BPKAD KKT, termasuk pegawai honor. Jumlah pegawai di instansi itu sebetulnya ada 81 orang. Sayang, satu orang berpulang ketika kasus tengah bergulir… Rata-rata saksi yang dihadirkan sudah menjalani periksaan di kejaksaan sebanyak 3 x.
Dari 20 orang ini, ada satu saksi terindikasi punya spesialis tersendiri. Spesialis Tiket Palsu namanya… Oknum ini punya jaringan yang luas.
Bukan saja di BPKAD, dinas-dinas lain di Tanimbar ingin tiket Aspal alias asli tapi palsu, pasti berurusan dengan orang ini…! Majelis hakim nanti tahu sendiri siapa orang itu… toh kalau SPPD palsu bergulir pada 26 OPD, nama si tiket palsu tadi pasti hadir kembali…
Sayang, Camat Tantim tak sempat ketemu si tiket palsu ini… Toh kalau ketemu pun tak ada guna… Camat tak butuh bukti tiket, butuh duit untuk bertahan dalam pelarian… Escape!
Duit juga tak berguna kalau sendirian ditengah hutan, atau ditengah laut… Kecuali kalau dia sudah berada di seberang lautan… hmmm
ESCAPE PLAN
Escape si Royke ini memang agak lucu.. dia bukan berupaya membobol penjara untuk meloloskan para tahanan sebagaimana film Escape Plan yang dibintangi Sylvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger,,, Royke Marthen Madobaafu justu berusaha menghindari penjara yang bakal mengurungnya.
Lihat penjara, eh trauma meski belum pernah menikmati… liat Satpol PP kirain polisi, liat polisi lebih ketakutan lagi… Semua orang dicurigai sebagai mata2 aparat. Baca berita di online, hati makin gusarrr… dak dik duk…
Forkopimcam yang selama ini dipimpinya tentu dihindari,,, entah nomor handphone diblokir ataukah dia sudah berganti nomor… huh..!
Toh, kalau pun dia menyerahkan diri, ada kasus pencabulan serupa yang sudah menantinya pula… sialan!
Ingat pak pol, pak jaksa en pak hakim… Camet aje bisa Escape, apalagi mereka yang menduduki jabatan yang lebih tinggi dari itu,,, yah semisal penjabat bupati, atau mereka yang pernah menduduki jabatan bupati…
Mestinya tersangka yg masih bebas, dimintai uang jaminan dong…!! sebanyak ongkos tiket dimana kira2 dia kemungkinan melarikan diri… Dua kali untuk tiga orang…!
Supaya kalau misalnya tersangka melarikan diri ke Korea Utara, setidaknya dua petugas bisa mencari dia di Kota Pyongyang, dengan uang jaminan tadi… ehemm
Toh, kalau pun ‘korea-korea’ itu membuat drama baru dgn melarikan diri… itu sih bukan Escape, tapi Capedeh namanya…. Bahasa koreanya Maeumi aphayo oppa … Hmmm
KUALITAS
Sudah lah kita fokus pada Sidang pagi ini. Toh, hakim Haris Tewa menyebut kasus SPPD fiktif di Tanimbar itu jadi perhatian khusus KPK juga…
‘’Saya juga atensi khusus perkara ini. KPK juga atensi… Jadi semuanya wajib hadir. Sidang dimulai pagi, kalau sampai tengah malam pun kami siap,’’ begitu kira2 Hakim Harris Tewa menegaskan pada sidang pekan lalu. Seperti lari marathon… Gass poll pak hakim… SentralPolitik melansir itu.
Ya iyalah, korupsi disana melibatkan 26 OPD… KPK juga sudah beberapa kali pulang-bale Saumlaki, berpacu mendarat di landasan pacu Mathilda Batlayeri, Tanimbar Selatan (Tansel)… toh belum klimaks bila korupsi hanya melibatkan plt Sekda dengan kontur korupsi sebesar itu…
Oiya, KKT sejauh ini memiliki Monitoring Centre for Provention (MCP) paling rendah se-Maluku di tahun 2022 dan tahun-taong sebelumnya… tahun dimana Pice Fatlolon masih berdiri tegak sebagai Bupati KKT dan mengakhiri jabatannya…
Taong-taong dimana tingkat korupsi berada pada posisi klimaks, tidak ada sistim pencegahan. La iyah, tata kelola pemerintahan saja amburadul… kemiskinan berada pada puncaknya sebagaimana stunting merajai daerah Maluku…
Ini berbanding terbalik dengan Kabupaten Maluku Tengah yang meraih penghargaan KPK dengan MCP tertinggi se-Maluku…
PFFT
Noh, apakah MCP Tanimbar bisa menelan korban yang lebih besar lagi? Baik kuantitas maupun kualitas para koruptor?
Tunggu saja episode Escape of Tanimbar, sebagaimana Escape of Tantim, dimana aksi pelari single masih berada pd lintasan marathon di kebun2…Huhh!
Pelari utama posisi???! Semoga saja setengah demi selangkah, ada lagi tersangka-tersangka baru sebelum taong baru… Tersangka baru, stok lama… Pfft…! Beta suka istilah ini: Pfft…! Tunggu Beta Bale … Huraaa…@#
Baca Juga:
S-80: https://sentralpolitik.com/s-80/
#SentralSepekan
Respon (2)