Khabar24

“Harapan Baru Tanimbar”; Ini Kontrak Politik JUARA dengan Rakyat Tanimbar

×

“Harapan Baru Tanimbar”; Ini Kontrak Politik JUARA dengan Rakyat Tanimbar

Sebarkan artikel ini
KONTRAK POLITIK
Kontrak Politik pada Deklarasi Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati KKT, Dr Boy-Poli Lalamafu, Senin (9/9/2024). -F:YS-

SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Demi meyakinkan rakyat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) tentang komitmen politik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Boy – Poli,  Paslon dengan Jargon JUARA ini menuangkan Kontrak politik mereka dalam sebuah Kontrak Politik.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Kontrak politik ini tertuang dalam satu Visi Besar yakni dengan Take Line “Harapan Baru Tanimbar” saat Deklarasi Paslon Boy-Poli, Sabtu (7/9/2024) l.

Ribuan masyarakat memadati Lapangan Mandrwiak, Desa Sifnana, Kota Saumlaki saat Deklarasi berlangsung.

Ikut meneken kontrak ini Paslon, para Ketua Partai pengusung (Golkar dan PKB), para Ketua Relawan Boy Uwuratuw (RBU) dan Ketua Tim Relawan Poli.

Dalam komitmen Politik Boy-Poli untuk Rakyat dan Negeri Duan Lolat yang dibacakan bakal Calon Bupati yang bernama lengkap Julianus Aboyaman Uwuratuw, mengulas tentang awal mula kabupaten ini dimekarkan tahun 1999 silam.

Perlahan namun pasti, para tokoh daerah yang sebelumnya bernama Maluku Tenggara Barat (MTB) yang dipimpin Bupati dan Wakil Bupati I, SJ Oratmangun – Lucas Uwuratuw, kemudian dilanjutkan oleh Bupati Bitsael Silvester Temmar dan rekan-rekannya, telah memperjuangkan agar Tanimbar mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan wilayah lain di Maluku dan Indonesia.

“Rakyat Tanimbar pun mulai menebar senyum dimana-mana.  Layanan pendidikan dan kesehatan diperbaik, anak-anak Tanimbar dikirim sekolah keluar daerah, fasilitas dan tenaga kesehatan mampu melayani kebutuhan rakyat Tanimbar, aktivitas perekonomian pun tumbuh. Di pihak lain, birokrasi pemerintahan daerah ditata dengan baik sehingga dapat memberi pelayanan maksimal serta memungkinkan berkembangnya karir para birokrat yang merupakan putra daerah,” urai Boy.

Saat itu, lanjut Dokter Ahli Bedah ini, kekayaan bumi Tanimbar baik di darat maupun di laut benar-benar bisa dikelola secara baik.

Beragam jenis ubi-ubian, pisang, kelapa, dan berbagai komoditas pertanian dan perkebunan mampu mengatasi rakyat Tanimbar dari ancaman kelaparan.

Di laut, kekayaan sektor perikanan dan kelautan Tanimbar, mampu menjamin generasi Tanimbar untuk menjemput masa depan yang lebih baik.

Kecuali itu, cadangan Migas Blok Masela yang merupakan anugerah terbesar dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada rakyat Tanimbar, merupakan tabungan masa depan bagi segenap anak-cucu Tanimbar nanti.

“Pendek kata, tujuan pemekaran Tanimbar dari Maluku Tenggara benar-benar dapat dirasakan dan dinikmati oleh rakyat Tanimbar. Saat itulah, anak-anak Tanimbar mampu menegakkan kepala dan dengan bangga berkata Beta Tanimbar,” tegasnya.

MIRIS

Tetapi kini, ungkap Boy yang juga merupakan Dosen di Fakultas Kedokteran Unhas Makasar ini, semua kekayaan Sumber Daya Alam tersebut, tenyata tidak lagi memberikan dampak yang nyata terhadap kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Realitas kehidupan sesehari rakyat Tanimbar sungguh miris. Wajah Tanimbar hari ini adalah wajah yang penuh dengan luka dan air mata, karena ketertinggalan dan kemiskinan yang masih mendera rakyat.

Tanimbar masih tertinggal jauh, terutama di sektor kesehatan dan pendidikan. Tanimbar masih menjadi daerah penyumbang angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Maluku sebesar 27,64 ribu jiwa sesuai data BPS, 2024.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan akses masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan masih berada pada angka 67,04 atau peringkat ke-10 dari 11 kabupaten, kota di Maluku.

REALITA

Iapun menggambarkan tentang realita hidup rakyat Tanimbar yang menempati  ujung-ujung pulau seperti di Romnus, Kecamatan Wuarlabobar, yang perhari ini, Rakyat hidup disana tanpa pelayanan dari tenaga kesehatan.

Puluhan anak-anak Sekolah Dasar hanya diajarkan oleh 1 orang guru PNS. Wajah desa Romnus itu, sesungguhnya adalah etalase dari kondisi desa-desa di Tanimbar pada umumnya.

Dengan realita tersebut, rakyat disana bahkan  menyebut Rumah Sakit atau Puskesmas bukan lagi sebagai tempat menuju sehat, tetapi tempat menuju kematian.

“Sekolah unggulan yang kita impikan sebagai model pendidikan untuk mencetak generasi Tanimbar yang cerdas tidak lagi menjadi rujukan kaum cerdik pandai di Tanimbar,” ucap dia.

Belum lagi, buruknya manajemen pemerintahan daerah telah membunuh karir para aparatur pejabat Pemda yang harus berurusan dengan masalah korupsi.

Buruknya manajemen pemerintahan tersebut, tegas Boy, bahkan telah mengabaikan hak-hak para ASN, seperti Tunjangan Kinerja (Tukin) dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).

DUAN LOLAT

Lebih dari itu, kebudayaan Tanimbar yang berakar pada nilai-nilai Duan-Lolat lambat laun mulai terkikis oleh budaya individualistis yang menisbihkan hubungan kekerabatan antar-sesama anak Tanimbar.

Sesama anak Tanimbar dengan gampang saling mencela, saling memaki, bahkan saling membunuh atas nama materi dan jabatan.

Tanimbar pun bahkan masih menjadi penyumbang terbesar kasus korupsi di Provinsi Maluku.

Semua problem itu, pada pokoknya disebabkan oleh manajemen kepemimpinan daerah yang tidak lagi berpihak kepada rakyat, yang mengabaikan tangisan, mimpi dan doa rakyat Tanimbar setiap hari.

Kondisi ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi. Kondisi ini harus segera dihentikan. Kita harus membangun kembali mimpi dan cita-cita untuk masa depan anak-cucu Tanimbar.

“Kita harus membangun kembali mimpi dan cita-cita, bahwa Tanimbar masa depan adalah Tanimbar yang rakyatnya hidup dalam kecukupan lahir dan kebahagiaan bathin, kesehatannya terjamin, generasinya cerdas-cerdas, serta hidup dalam kepribadian Duan-Lolat yang lestari,” kata dia yakinkan ribuan massa yang memadati Lapangan kebanggaan orang Tanimbar ini.

TATA ULANG

Untuk itu, menurut Boy,  harus menata ulang manajemen kepemimpinan daerah supaya memiliki integritas yang baik, profesional, jujur, jauh dari urusan korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dan yang lebih penting, adalah mengerti dan memahami persoalan keseharian masyarakat terutama pada urusan kesehatan dan pendidikan, serta visioner untuk membawa obor kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyat Tanimbar.

“Untuk mimpi itulah, kami, dr. Julianus Aboyaman Uwuratuw dan Polikarpus Lalamafu, Pasangan BOY-POLI, Pasangan JUARA, atas kasih, berkat dan tuntunan Tuhan Yang Maha Kuasa, mengajukan diri kepada seluruh rakyat Tanimbar dalam momentum Pilkada Tahun 2024 ini, sebagai Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati,” tegas Dia.

Sebelum mengakhiri pidato Politik-nya yang didampingi pasangan Wakilnya Polikarpus Lalamafu, kembali dirinya menawarkan jika rakyat negeri ini gelisah dengan keadaan Tanimbar hari ini, marah menyaksikan buruknya layanan kesehatan dan pendidikan.

JUARA nyatakan komitmen tentang tekad untuk membangun  kembali Tanimbar melalui peningkatan dan pemerataan sistem pelayanan dasar kepada masyarakat di sektor kesehatan dan pendidikan, untuk menghasilkan generasi Tanimbar masa depan yang unggul, serta percepatan pengembangan infrastruktur dasar dan konektivitas antar-wilayah menuju Tanimbar Maju.

“Kami bertekad, untuk memacu produktivitas sektor-sektor unggulan Tanimbar, seperti pertanian dan kehutanan, perikanan dan kelautan, serta pariwisata untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan dan memacu pertumbuhan ekonomi menuju Tanimbar Sejahtera,” tegasnya.

Untuk membangun dan melestarikan budaya Duan-Lolat sebagai basis nilai yang menjadi rujukan seluruh penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan sosial di seluruh Tanah Tanimbar untuk mewujudkan Tanimbar yang berkepribadian Duan-Lolat,” tegas Keduanya.

KESEJATERAAN ASN

Diatas ketiga hal itu, Keduanya nyatakan untuk bertekad membentuk birokrasi Pemerintah Daerah yang responsif, bersih dan profesional.

Hal ini guna menjamin terselenggaranya pembangunan dan pelayanan masyarakat secara berkualitas sebagai pilar-pilar terwujudnya Tanimbar Sejahtera, Tanimbar Maju dan Tanimbar yang berkepribadian Duan-Lolat.

“Syaratnya adalah tingkatkan kapasitas dan kualitas SDM ASN, tingkatkan kesejahteraan ASN, kembalikan hak-haknya ASN. TUKIN dan TPP bukan saja wajib dibayarkan tetapi wajib ditingkatkan secara reguler dari waktu ke waktu,” janji Boy-Poli.

PUKUL SALIB

Untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu, maka pada hari ini, diatas altar Mandriak, disaksikan Tuhan Yang Maha Kuasa… Para Leluhur… dan seluruh rakyat Tanimbar, Kami, Julianus Aboyaman Uwuratuw dan Polikarpus Lalamafu menyatakan bahwa kami siap untuk mengemban amanat penderitaan rakyat Tanimbar, “memikul salib” dan berjuang bersama-sama seluruh rakyat Tanimbar, demi dan untuk Kejayaan Tanimbdan.

“Boy-Poli tidak perlu menjadi kaya untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati. Kami tidak perlu menjadi tua untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati, tidak perlu menunggu pensiun untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati,  tidak perlu mundur dari kursi DPRD untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati.

Baca Juga;

Uwuratuw-Lalamafu Jalani Rikes di RSUD, Pemeriksaan Apa Saja;https://sentralpolitik.com/uwuratuw-lalamafu-jalani-rikes-di-haulussy-ambon-pemeriksaan-apa-saja/

Kami, Boy-Poli hanya perlu menjadi Laki-Laki Bae untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar. Karena laki-laki Bae, seng  ambor janji sabarang. Inilah Harapan Baru Tanimbar,” tutup Boy-Poli. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *