Selamat pagi. Salam sehat untuk Anda… Cuaca Kota Ambon belum normal. Awan terus menggantung dilangit… Itu berarti kewaspadaan terus ditingkatkan. Hati-hati dalam beraktifitas…
Kita jangan kalah dengan kondisi ini… Ingat, kita tidak bisa mengendalikan ombak, tapi kita bisa mengatur layar mengarungi laut bergelombang…
—
Oiya, sepekan kemarin ada rentetan peristiwa yang cukup membekas. Noh, mari kita kembali pada pekan lalu, mumpung bekasnya masih terasa dan mungkin masih berdampak. Terutama isu yang cukup menyita perhatian..
Adalah Said Assagaff, mantan Gubernur Maluku yang kembali menggugat Pemerintah Propinsi. Ini gara-gara Yayasan Poi Tek Ambon yang ngotot mengambil kembali tanah mereka. Tanah itu saat ini sudah berdiri Perpustakaan Daerah Maluku. Letaknya di jalan Sedap Malam, belakang Kantor Wali Kota Ambon.
POI TEK
Kantor ini berdiri pada dua sisi jalan. Satu sisi jalan Sedap Malam, sisi lainnya jalan Utama AY Patti. Awalnya diatas tanah itu berdiri Sekolah Cina yang dikelola Yayasan Poi Tek Ambon. Saat Orde Baru, pemerintah gelar bersih-bersih pentolan PKI, sekolah ini ikut terdampak.
Dan orang-orang Tionghoa dianggap pendukung PKI. Padahal tidak semua orang Cina itu PKI. Datangnya ke Nusantara juga antara lain terusir pergolakan Komunis Vs Nasionalis di dataran Cina sana (sekarang Komunis akhirnya berkuasa). Malah sebagian sudah ada di nusantara, bersama orang-orang Arab yang datang berdagang, jauh sebelum kita di nusantara mengenal peradaban, …
Saat bersih-bersih PKI itu, orang Cina yang dianggap PKI ditekan. Aset mereka diambil, kalau bukan asset pribadi, ya asset bersama dilibas Orba. Sekolah Cina Poi Tek Ambon dirampas negara. Diambil Penguasa Darurat Militer ketika itu. Pasca 1965.
Pengurus yayasan, guru-guru Cina dan siswa Poi Tek tak tidur nyenyak. Sekolah mereka di jalan Sedap Malam, tak sedap bila dipikir. Cerita berlanjut, kini berdiri Kantor Perputakaan Daerah Maluku disana.
Nah, saat ini, ketika Orba sudah tumbang tak berbekas, Yayasan Poi Tek Ambon menggugat tanah mereka, bekas sekolah tadi. Sayang, tanah diambil bukan lewat gugatan di pengadilan, tapi lewat jalan tol…! Negosiasi di DPRD Maluku.
Dewan setuju, Pemerintah Propinsi pun mengamini. Tukar Guling digelar. Poi Tek dapat kembali tanah mereka, tapi menyerahkan tanah Poi Tek ke Pemda di Rumahtiga. Seputaran RSUP dr Leimena.
Tapi khan sudah ada bangunan di jalan Sedap Malam?!. Begini, Rp. 10-an Miliar untuk mengganti bangunan itu. Deal..! Rp. 1 miliar awal meluncur ke Rekening Pemda Maluku. Saat itu Said Assagaff masih jadi gubernur.
Tapi langkah itu diinterupsi BPK Maluku. Apapun juga itu sudah menjadi aset Negara dan BPK berhak menghitung. Rekeng2 memang ada potensi kerugian negara. Potensi kerugian inilah membuat Polisi bergerak. Mulai dari gubernur, Sekda, Kadis Perpustakaan, pimpinan dewan dan komisi diperiksa. Tak terkecuali pentolan Poi Tek Ambon.
Bisik2 menyebut kalau Said Assagaff, mantan Gubernur Maluku saat ini dalam posisi sulit. ‘Salah jaga’ bisa jadi tersangka… Dia kemudian mengambil langkah hukum. Menggugat Pemda supaya mekanisme awal sebagaimana rekomendasi BPK dilakukan lagi. Atau paling cepat ya apa yang sudah diputuskan, bisa mendapat pengesahan dari pengadilan.
Kita tunggu saja kelanjutan kasus ini, pasti tetap menarik dan menggelitik. Bahkan ngeri-nyeri sedap, meski tidak sesedap berjalan di jalan Sedap Malam. Hmmm…
BUKAN BEKAS
Dari Tanimbar juga ada cerita soal tanah. Namun bukan soal bekas bangunan sekolah, tapi ini soal kantor. Begini! Bupati KKT (2017-2022) Petrus Fatlolon itu awalnya orang Demokrat. Malah menjadi Wakil Ketua DPRD Sorong Papua, dari partai Demokrat tadi.
Saat menjadi Bupati MTB (Sekarang KKT) dia masih pake baju Demokrat. Demokrat saat itu begitu digdaya, jadi penguasa di Indonesia.
Eh, ketiga Demokrat tumbang, eitz PF lompat pagar menjadi kader Nasdem. Nasdem itu pendukung penguasa. Apalagi Kajagung RI saat itu, M Prasetyo adalah Kader Nasdem. Entah, dia ingin berlindung dibawah ketiak NasDem, karena KKT begitu bermasalah sarat korupsi. Atau entah apa alasannya.
Toh, kalau pake alasan itu, kenapa hari ini tak sekalian melompat saja ke PDIP… Mumpung Kajagung saat ini orang PDIP, maksudnya ST Burhanuddin itu, adik dari politikus PDIP Tubagus Hasanuddin. Hmm… dia lupa, ada KPK yang tak terlilit politik. Benar, ketika PF turun tahta, KPK datang obok-obok daerah itu… Bekas borok PF ikut terenduss….
Noh, Maret 2022, dua bulan sebelum meninggalkan kursi bupati KKT, PF yang juga Sekretaris Wilayah Nasdem ini meresmikan peletakan Batu Pertama Kantor Nasdem Tanimbar, di Kota Saumlaki. Ketua Wilayah Maluku, Hamdani Laturua juga datang kesana. Begitupun Ketua Tim Pemenangan Pemilu teritori Maluku-Malut, Rosita Usman.
Sayang, janji Kantor Berdiri 6 bulan atau 1 tahun sejak peletakan batu pertama sebagaimana dijanjikan PF, sampai saat itu tak kunjung ada. Karena sudah lebih dari 1 tahun 4 bulan janji tak teralisir, kader Nasdem disana secara sinis menyebut, lokasi batu pertama itu sudah lenyap disambar petir. Sinisnya sebetulnya pada janji PF. Sudah hilang disampai geluntur…
MANTAN
Said Assagaff tentu beda dengan Petrus Fatlolon. Said itu mantan gubernur, PF mantan Bupati. Said berjuang karena bekas sekolah, sedangkan PF terlilit janji kantor yang tak berbekas. Said belum nyatakan sikap maju lagi di Pilgub, sedangkan PF lagi berkoar-kaor maju bupati KKT. Meski beda, tapi keduanya sama-sama politisi.
Dari Dobo, Om Zet Yelelep, seorang cacat fisik, petugas kebersihan di KPU Aru yang ikut terserat kasus korupsi oknum2 kimisioner, akhirnya bisa dipastikan selamat. Upaya pemuda-mahsiswa mengumpul koin dipinggir jalan kota Dobo, berhasil mengumpulkan Rp, 28 juta.
Rp. 20 juta dipake untuk selamatkan Om Zet. Caranya, ya kembalikan uang Negara. Puji Tuhan… Syukur Alhamdullilah…
Nasib Om Zet sudah bisa dipastikan. Sedangkan Pak Said msh terus berkutat di pengadilan dan kepolisian. Bagaimana dengan bung Pice? Namanya politikus tentu tak lepas dari janji politik..
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/om-zet-bendahara-dan-bento/
Toh, kalaupun kantor Nasdem tak juga berdiri sampai akhir Pemilu, anggap saja semua janji2 si Petrus sdah basi dimakan tikus… Tikus dua ribu dua puluh empat! Lalu apa perlu ‘Koin for Kantor NasDem KKT?’ Ah kalau itu, sudah bukan lagi Sedap Malam..! Cueeee…
#SetralSepekan