AMBON (SentralPolitik) – Adanya konspirasi untuk mendongkel Murad Ismail dari Jabatan Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku makin terbuka.
Selain ada percakapan antara kader PDI Perjuangan Maluku yang sudah dilansir Sentral Politik.com, ada bukti baru yang juga dilakukan antar kader PDI Perjuangan yang juga diterima media ini.
‘’Melihat tanggal percakapan antar kader PDI Perjuangan, konspirasi untuk melengserkan pak Murad sepertinya sudah berlangsung cukup lama,’’ kata sumber yang mewanti-wanti identitasnya tidak perlu dipublikasikan.
Dari bukti percakapan yang dikantongi SentralPolitik.com, chating lewat WA itu terjadi antara salah satu anggota DPRD Kabupaten SBB dari PDI Perjuangan, dengan salah satu fungsionaris partai yang memiliki kedekatan khusus dengan salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan di Jakarta.
‘’Barang ale su tahu PDIP calonkan Murad ka,’’ balas orang dekatnya KW kepada anggota DPRD Kabupaten SBB.
Percakapan keduanya tercatat terjadi pada tanggal 14 Desember 2022.
Tapi jawaban orang dekatnya KW itu kembali dibantah anggota dewan tadi. ‘’Ah.. bicara sabarang saja. Antua (Murad Ismail) Ketua DPD, masak seng calon (maksudnya tidak calon gubernur Maluku pada tahun 2024),’’ sergahnya.
Tapi orang dekat KW kembali membalas dengan tiga kali whats app.
‘’Pdip zn rekom lai,’’ (PDI Perjuangan tidak memberikan rekomendasi lagi kepada MI)
‘’2023 BGW su ketua dpd’’ (2023 BGW sudah menjadi Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku)
‘’Bukan Murad lagi’’.
Percakapan terhenti disitu. Dari penelusuran SentralPolitik.com, anggota dewan di Kabupaten SBB itu adalah Jodis Rumahsoal.
Rumahsoal sebelumnya pernah tersangkut masalah etika yakni melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada anggota dan pengurus PMKRI.
Atas aduan PMKRI, DPP PDI Perjuangan lewat Ketua DPP menyatakan Jodis Rumahsoal bersalah dan telah merekomendasikan agar Jodis meminta maaf secara terbuka atas perbuatan tercelanya itu.
Sedangkan fungsionaris yang melakukan percakapan dengan anggota DPRD SBB Fraksi PDIP itu belum berhasil diidentifikasi.
Hanya saja sumber-sumber media ini menyebut yang bersangkutan merupakan keluarga dekat salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun.
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/ini-isi-percakapan-telepon-lengserkan-mi/
PUAN KE AMBON
Sementara itu, informasi yang diterima SentralPolitik dari lingkup DPD PDI Perjuangan Maluku, kalau hari ini, Senin (1/5) pukul 17.00 WIT, DPD PDI Perjuangan Maluku akan memberikan keterangan pers terkait masalah yang tengah melilit partai itu.
‘’Mungkin saja sekalian pengumuman secara resmi sosok pelaksana tugas Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku. Isu internal DPD PDIP sih begitu,’’ tandas sumber media ini.
Sementara itu, informasi lainnya menyebutkan kalau tanggal 3 Mei 2023, salah satu Ketua DPP PDIP, Puan Maharani akan tiba di Ambon.
Maharani diisukan dikirim Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soerkarnoputri datang di Ambon, untuk melihat dari dekat sekaligus menyelesaikan konfik iternal partai di Maluku yang makin rumit.
‘’Ibu Mega tidak mau ada masalah internal partai jelang Pemilu 2024 mendatang,’’ tandas sumber ini lagi.
Sayangnya, informasi ini dibantah kader PDIP yang lain. ‘’Ah tidak, mba Puan ke Ambon tanggal 3 Mei karena akan menyampaikan Orasi Ilmiah di Unpatti, sedangkan pak Hasto masuk Ambon pada 17 Mei 2023 juga dengan agenda yang sama, Orasi Ilmiah di Unpatti,’’ tutupnya. (*)