MASOHI, SentralPolitik.com _ Guru PAUD merupakan edukator dan sensitifitas terhadap gizi. Karena itu mereka menjadi garda dalam intervensi penurunan stunting.
—
Bunda PAUD Kabupaten Maluku Tengah, Ny. Asmawiyah Sahubawa menegaskan hal itu saat membuka Bimtek Kompetensi dan Penurunan Stunting di Gedung Mae Oku, Senin (6/5/2024).
“Sangat dibutuhkan asuhan gizi dan kesehatan yang memadai dari orangtua agar anak dapat tumbuh dengan optimal, menjadi anak cerdas,” kata Asmawiyah Sahubawa.
Sementara guru sebut Sahubawa merupakan tenaga profesional yang mampu mendesain pembelajaran sesuai kurikulum Merdeka Belajar.
Sekaligus pula sebagai fasilitator yang mampu mendorong stimulasi dalam upaya penanganan stunting. Baik terkait pola makan, asuh, sanitasi bagi perkembangan kognitif.
“Kurikulum merdeka belajar ini guru PAUD mesti melakukan pendekatan bejalar dengan platform merdeka mengajar,” ujarnya
Dengan demikian, guru PAUD harus pro aktif merancang sistim pembelajaran anak, membimbing, menilai, mengasuh, merawat dan melindungi serta memaksimalkan pertumbuhan anak.
“Perlunya berbagai pelatihan kepada guru PAUD tingkat gugus, kecamatan hingga pusat, ” ingat dia.
Hal ini penting, sebab peningkatan kompetensi guru PAUD terhadap stunting tidak dapat ditawar-tawarkan lagi.
Mengingat masa perkembangan anak usia PAUD, merupakan masa-masa keemasan pertumbuhan otak anak.
‘’Sedangkan stunting bukan hanya tentang fisik, akan tetapi dapat juga menghambat perkembangan kognitif, motorik dan verbal yang menyebabkan pertumbuhan tidak berjalan optimal,’’ tandasnya.
Baca Juga:
Aksi Gizi, Ny Sahubawa Ajak Siswa Rutin Minum Tablet ; https://sentralpolitik.com/aksi-gizi-ny-sahubawa-ajak-siswa-rutin-minum-tablet/
Makanya, pemerintah pusat melalui Kemendikbud Riset mempergunakan sistem pendidikan dan pelatihan berjenjang sebagai sarana penanganan stunting pada anak usia dini sebagai subjek utama. (*)
Respon (1)