Catatan Awal dari Forum Konfrensi Gereja & Masyarakat di Kota Palangkaraya

Oleh P. Koritelu/ Ketua Umum PGIW Maluku

Tentu menjawab pertanyaan maka segenap orang Kristen harus mengakui bahwa ada terang dalam Pancasila sebab Pancasila adalah sangat Injili. Karena Pancasila adalah Injili maka Indonesia adalah Gereja Nasional kita. Lalu apa yang bisa dikatakan terhadap konteks kita saat ini, dimana konflik pertentangan oleh karena berbagai kepentingan kelompok terus terus terjadi di Indonesia?

Tanpa Harus mempersalahkan yang lain maka posisi gereja tetap adalah Terang yang bersifat abadi yang berbeda dengan kegelapan. Atas dasar itulah tampilan gereja dalam fakta ke-Indonesiaan sebagai gereja Nasional mesti memiliki 3 unsur penting yakni:

  1. Gereja Voluntery. Gereja seyogyanya harus memiliki sikap ke suka-relaan untuk tidak saja mewartakan damai Indonesia, namun dengan sukarela mengupayakan berbagai hal untuk Indonesia yang damai dan Bumi yang damai.
  2. Gereja Yang sacrifice (berkorban). Pengorbanan sesungguhnya adalah esensi gereja yang harus menjadi ciri dari kepemilikan Terang Abadi itu. Pengorbanan tersebut adalah pengorbanan yang bersumber dari Fakta Pengorbanan Kristus yang tulus tanpa mengharapkan Imbalan apapun.
  3. Gereja yang Forgivness (Mengampuni). Harus diakui gereja banyak mengalami berbagai hal yang tidak mengenakan (ada tekanan, ada perlakuan tidak adil bagi gereja di Indonesia). Namun demi kepentingan gereja nasional kita yakni Indonesia maka eksistensi gereja hari ini harus mengembangkan sikap yang mengampuni dengan Tulus.

Karakter pengampunan tulus gereja tersebut ialah: berani mengampuni serta melupakan segala kenyataan pahit yang pernah dialami. Mengampuni dan melupakan adalah perwujudan kekuatan tiada tara untuk merawat gereja nasional Indonesia.

Sanggupkah gereja-gereja Indonesia menampilkan 3 sikap tersebut dalam Indonesia sebagai gereja nasional kita? (*)

Baca juga:

Maluku Miskin Negara Ini Memelihara Budaya Malin Kundanghttps://sentralpolitik.com/maluku-miskin-negara-ini-memelihara-budaya-malin-kundang/

Ikuti berita sentralpolitik.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar