Hakim Tewa

Saat di Garut, Hakim Tewa tercatat pernah menjatuhkan hukuman bagi Trio Jenderal Negara Islam Indonesia (NII). Jenderal radikal saja disikat, apalagi koruptor sekelas non religius di Tanimbar… ehemmm

Tewa pasti membuat semua pelaku dan saksi, termasuk saksi yang bakal jadi tersangka garuk-garuk kepala… Bolehlah garuk-garut kepala, asalkan dengan santun… asalkan jangan emosi sampai terjadi ‘’baku cigi rambut jilid II.’’

Noh, pada meja panjang majelis hakim yang mulia itulah, asa masyarakat diletakkan. Tentu pada putusan hakim seadil-adilnya. Adil bahwa saat Covid, warga terpuruk tapi para koruptor hidup bak raja dengan uang haram…

NYARIS BAKU CIGI

Ingat insiden ‘nyaris baku cigi rambut’ antara Sekretaris BPKAD KKT, Maria Goreti Batlayeri (MGR) alias Retty yang pada sidang kemarin duduk di kursi pesakitan, versus Apolania Laratmasse, srikandi asal Desa Sifnana yang anggota DPRD KKT itu??

Noh, insiden itu sempat direkam supirnya dan saat ini kembali viral di Saumlaki… Sentral pernah melansir insiden itu, dan jadi penyandang berita dengan viewer terbanyak…

Benar! Sidang kemarinm saat jaksa mendakwa 4 tersangka, nama Apollonia kembali disebut JPU beberapa kali. Dia memboyong Rp. 400 juta atas nama dewan…! A.n dewan, bukan atas nama rakyat yang diwakilinya…

Saat namanya disebut2 jaksa, nyonya Apollonia mengajak orang-orang datang menonton video itu di rumahnya. Katanya sih, dia sesumbar siap memboyong video ‘Baku Cigi Rambut’ didepan hakim…  Mudah2an saja tidak membuat Tewa tertawa terpingkal…

Toh, sidang di gedung dewan, tentu berbeda jauh dengan sidang di bilik pengadilan. Beda jauh seperti langit dan perigi broo… Boro2 Apollonia bisa bersuara keras, eh jangan-jangan pak hakim malah minta pelaku-pelaku Ketuk Palu di DPRD, datang menyaksikan Palu Sidang di Pengadilan,…

KETOK MAGIC

Apa itu Ketuk palu..?? Begini, supaya dana di R-APBD lekas mendapat persetujuan Dewan, harus ada fulus Ketuk Palu,,,. Padahal dewan sendiri punya dana tersendiri. Dikelola Sekwan. SPPD Palsu di Sekretariat dewan juga ada tuh, malah terbesar di antara unit-unit OPD di KKT…

Lalu, entah dari mana istilah Ketuk Palu itu berasal, siapa pencipta istilah halus itu? Apakah ‘mars’ ini tercipta dari kolaborasi eksekutif dan legislatif? Pastinya lima tahun belakangan istilah itu sudah jadi tradisi di Tanimbar…

Kalau semua OPD harus menyiapkan dana simpanan untuk Ketuk Palu, bisa dibayangkan berapa banyak anggota dewan membawa pulang dana itu…bagaimana pula program OPD bisa berjalan dengan baik…

And mereka yang datang melobi OPD pasti mendapat jatah lebih… ya iyalah karena teman2 dewan mengelu-elukan dia sebagai Pahlawan Keuangan…. Owwh magic,,,!

DODOL

Noh, apakah Hakim Tewa mampu membawa anggota dewan dan bupati datang menghadap di ruang sidang, ataukah itu hanya sekedar gertak sambal, pengantar dodol Garut masuk perut… Hmmm,,,

Kalau pun ada anggota dewan atau bupati yang datang bertandang di ruang sidang, baiknya pengadilan melepas Zoom Metting kepada masyarakat luas… Itung-itung bisa melepas rindu depresi Covid-19 lalu, sekalian menyaksikan bagaimana pat gulipat para koruptor bermain sulap…

Toh, itu juga bagian dari transparansi di persidangan. Bagaimana pak Hakim?! Kalau deal, virtual Zoom pake passport: KetukMagic2023…

Baca Juga:

Kreatif Peef…!https://sentralpolitik.com/kreatif-peef/

Capa tau ketukan palu sidang bisa membawa anggota dewan dan bupati menjadi Pahlawan “Griya Winaya Jamra Miwarga Laksa Dharmmesti…”.. Tar tau arti to?! Itu Slogan di Lembaga Pemasyarakatan … Uraaaa…!

#SentralSepekan

Ikuti berita sentralpolitik.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar