AMBON (SentralPolitik) – Spekulasi soal pergantian Murad Ismail dari jabatan Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku terus menggelinding.
Bahkan, kabarnya Murad Ismail dipanggil menghadap Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Seokarnoputri Kantor DPP PDI Perjuangan, bilangan Menteng Jakarta Pusat, untuk menerima SK Pemecatan.
Lantas apa isi pembicaraan Murad dengan unsur DPP PDI Perjuangan?
Sumber-sumber Koran ini di DPP PDI Perjuangan menyebutkan kalau ternyata saat di DPP, Murad bukan berhadapan dengan Megawati tapi dia diterima Ketua DPP, Djarot Saiful Hidayat dan Komarudin Watubun.
‘’Jadi pak Murad diterima oleh pak Jarot dan pak Komar. Cuma mereka berdua yang menerima pak Murad di ruangan khusus. Ada satu lagi juru tulis, sepertinya sekretaris pak Djarot,’’ jelas sumber tadi, sore tadi.
Sumber yang ikut melihat kehadiran Murad di Kantor DPP PDI Perjuangan ini malah sempat menguping hasil pembicaraan mereka.
Didesak hasil pembicaraan, sumber tadi menyebut saat pertemuan justru Murad Ismail yang balik marah-marah ke DPP PDI Perjuangan.
Dia juga menyertakan bukti rekaman misterius yang hendak melengserkan MI dari kursi Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku dan menjegal MI pada Pilgub 2024 mendatang.
‘’Pak Komar, Anda jangan potong saya bicara. Saya habis bicara baru silahkan Anda bicara,’’ kata sumber tadi mengutip bocoran pembicaraan rahasia tadi.
‘’Kalian ini kan bagian dari konspirasi terhadap saya,’’ kata Murad sambil menggebrak meja. Selesai marah-marah di DPP Murad langsung meninggalkan kantor itu. MI malah tidak lagi mendengar penjelasan dari pak Komarudin dan Djarot.
Lantas apa isi percakapan yang beredar lewat Whats App yang menjadikan dasar Murad Ismail berang? ‘’Ah, Anda (wartawan) mau informasi semuanya. Jangan-jangan kalian (wartawan) ini juga bagian dari upaya menzolimi pak Murad,’’ singkat sumber tadi.
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/ini-2-penyebab-polemik-murad-versus-dpp-pdi-perjuangan/
Sayangnya, atas isi pertemuan Murad dengan DPP PDI Perjuangan tersebut, baik Murad maupun unsur DPP PDI Perjuangan belum berhasil dikonfirmasi. (*)