SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Wak Haji alias Ragnar Oratmangoen sampai saat ini belum mengantongi nama etnik Tanimbar. Ketimbang ayah dan kakaknya yang sudah mengantongi nama masing-masing.
—
Sekedar tau, nama Tanimbar atau warga lokal menyebutnya ‘nama Hindu’ selalu melekat bagi setiap warga yang lahir, atau pun berkunjung di Kepulauan Tanimbar.
Pemberian nama ini bisanya dari tetua adat atau orang yang dituakan pada setiap anak yang lahir di Tanimbar. Atau bagi mereka yang kawin mawin dengan orang Tanimbar.
Nama Tanimbar biasanya diambil dari para leluhur mereka. Dan melekat pada diri setiap orang, sebelum penerimaan secara resmi dari gereja atau lembaga keagamaan lain.
Masyarakat lokal lebih sering menyapa seseorang dengan nama etnik Tanimbar, bila ia berada dan berinteraksi dengan sesama orang Tanimbar.
Ragnar sendiri mendapat julukan Wak Haji dari para netizen. Julukan ini melekat karena ketenangannya sama seperti seorang Haji. Apalagi sedari usia 15 tahun, ia sudah menjadi Muslim.
NAMA ETNIS TANIMBAR
Sebelumnya, ayahanda Ragnar, Philipus Oratmangun dan kakaknya Gica Djika Oratmangun berkunjung ke kampung halamannya, Desa Awear, Pulau Fordata, Minggu (26/06/2024).
Di sana Kepala Desa Awear yang masih kerabat, Marthen Oratmangun menerima kedatangan mereka.
Karena baru pertama kali ke Tanimbar, keduanya kemudian mendapat nama etnik Tanimbar. Ayah Ragnar mendapat nama Ivar yai dari tua-tua adat, sementara Gica Djika mendapat nama Orut.
‘’Keduanya mendapat nama dari tetua adat, Kades Awear ada sebagai saksi. Penyematan nama juga dalam acara adat,’’ terang Milendeo Oratmangun menjawab media ini, Rabu (19/06/2024).
Sementara kakek Ragnar, Amatus yang hijrah ke Belanda tahun 1950-an, saat ikut rombongan tentara KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger) ke Belanda, nama Tanimbarnya Tabuku.
BELUM ADA NAMA
Sementara itu, Ragnar Oratmangoen yang sering disapa Wak Haji ini belum memperoleh nama Tanimbar.
‘’Tentu nama Tanimbar akan ia dapat setelah langsung berkunjung ke Tanimbar,’’ lanjut Deo.
Media ini melansir sebelumnya usai mengalahkan Philipina di ajang kempetisi Piala Dunia, Ragnar langsung memboyong keluarga besarnya pulang ke Maluku.
Baca Juga:
Berwisata di Maluku, Ragnar Oratmangun Memilih Pantai Pasir Panjang; https://sentralpolitik.com/berwisata-di-maluku-ragnar-oratmangoen-memilih-pantai-pasir-panjang/
Karena keterbatasan waktu, Ragnar hanya berwisata di Pantai Ngarboat, Malra bersama sebagian keluarga, sementara ayah dan kakaknya pulang ke tempat kelahiran leluhurnya, Desa Awear. (*)