OPINI

Hari Buruh Sarat Makna

×

Hari Buruh Sarat Makna

Sebarkan artikel ini

Oleh Matias Neis Watunglawar. SH.MH

Matias Watunglawar
Matias Watunglawar. - F: DOK sp.com.

HARI Ini, Kamis 1 Mei 2025, dunia memperingati Hari Buruh Internasional; May Day, sebuah momen penting untuk merefleksikan kondisi pekerja dan buruh di seluruh dunia.

Tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan peradaban manusia semakin kompleks, terutama terkait dengan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan buruh.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Dalam ajaran Gereja Katolik, Yosef khususnya dikenal sebagai Santo Yosef, adalah pekerja, seorang Bapa Keluarga bagi anaknya Yesus.

Santo Yosef dianggap sebagai pelindung keluarga dan para pekerja dalam tradisi Katolik.

Ia adalah teladan bagi semua orang yang mengabdikan diri pada pekerjaan karena pekerjaannya sebagai tukang kayu yang jujur dan bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.

POLARISASI dan DAMPAKNYA

Polarisasi kekuasaan yang terjadi di berbagai belahan dunia telah berdampak sangat signifikan di Indonesi khususnya pada lapangan pekerjaan, ketimpangan ekonomi dan sosial.

Lapangan Pekerjaan yang semakin sulit dan melebar telah menyebabkan banyak pekerja dan buruh menghadapi kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan sejahtera bagi keluarganya.

Tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan peradaban manusia di era modern ini tidak hanya terbatas saja pada lapangan pekerjaan, tetapi juga terkait dengan isu-isu lain seperti:

– Ketimpangan ekonomi dan sosial

– Pengangguran dan kemiskinan

– Keterbatasan akses pada pendidikan dan pelatihan

– Kondisi kerja yang tidak layak dan tidak sejahterah.

Hiruk pikuk kekuasaan yang tak habis-habisnya memainkan peran dalam keribuatan dan kegaduan yang seakan-seakan memancing-mancing segala perhatian publik pada isu-isu yang tidak lagi dipikirkan oleh masyarakat Indonesia.

Hanya saja banyak insan lemah terinjak akan dramatisasi semua perjalanan kehidupan yang miris untuk senantiasa bertahan dalam upaya peningakatan taraf hidup di era globalisasi saat ini.

Tantangan buruh saat ini bukan pada lapangan pekerjaan semata, secara konkrit peluang-peluang yang kadang tertutup dan tidak adanya akses dan kesempatan bagi pekeja/ buruh guna mendapat rejeki yang sepadan.

Terkadang tak menentu kapan dan bagaiamana akhirnya pekerjaan tersebut jika sektor pemerintah dan swasta membatasi kesempatan peluang lapangan pekerjaan bagi para buruh dan yang masih mencari pekerjaan.

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan peradaban manusia, diperlukan upaya-upaya yang sistematis dari pusat hingga ke daerah-daerah kategori  Daerah 3 T ( Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

– Meningkatkan investasi pada pendidikan dan pelatihan

– Meningkatkan perlindungan sosial dan kesejahteraan buruh

– Meningkatkan kesempatan kerja yang layak dan sejahtera

– Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memperjuangkan hak-hak buruh.

Kebisingan-kebisingan yang tak habis-habisnya senantiasa dicipatakan guna mencuri perhatian negara dan bangsa ini, hanya untuk menyepakati kepentingan keadaan sosial integral elit, ketimbang memikirkan masalah perut rakyat yang masih harus memikirkan bagaimana nasib anak-anak yang baru dilahirkan dan belum dapat memenuhi kebutuhan akan susu dan makanan sehat sang ibu dan bayinya.

Bagaimana nasib buruh dan pekerja yang berjuang untuk mengais rejeki untuk mengolah lahan-lahan pertanian dan masih tergantung dengan lahan kontrak untuk mendapatkan rejeki bagi keluarganya.

Masih banyak lagi persoalan-persoalan buruh di negara ini yang harus disikapi oleh pemerintah untuk tetap menjaga keseimbanga lapangan pekerjaan bagi manusia yang harus di-manusiakan dari pada persoalan-persoalan personality individual yang serasa tidak perlu untuk di ulas di publik hanya untuk kepentingan previlage.

Apakah Mei Day yang setiap saat dihormati hanya sebagai simbol pengakuan  dan penghormatan bagi kemanusian ataukah hanya sekedar seremoni ?

Hari Buruh 1 Mei atau May Day merupakan momentum penting untuk merefleksikan kondisi pekerja dan buruh di seluruh dunia khususnya Indonesia.

SIMPULAN

Dengan memahami tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan peradaban manusia, pemerintah dan swasta serta sektor UMKM dapat bekerja sama untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan sejahtera, serta meningkatkan kesejahteraan buruh/pekerja  secara keseluruhan dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang terimplikasi dalam perbuatan yang baik bagi bangsa ini, guna memperhatikan hak-hak buruh/pekerja dan lapangan kerja baru bagi kesejahteraan para buruh /pekerja di Indonesia.

Kiranya May Day melahirkan kesepakatan konkrit dalam momentum ini, sedianya akan adanya lapangan pekerjaan baru yang bisa membuat Mei Day tetap hidup dan memiliki makna bagi kaum Buruh. Semoga! Selamat Hari Buruh… (*)

Jakarta, 1 Mei 2025 (Ketua ISKA Kota Ambon dan Kader Pemuda Katolik)

Baca Juga:

Peran Pers antara Madu dan Garam; https://sentralpolitik.com/peran-pers-antara-madu-dan-garam/

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertemuan Prabowo dengan Megawati
OPINI

SEKETIKA perhatian publik Indonesia menengok ke “Teuku Umar”, pancaragam komentar, persuasi hingga opini publik mengisi kebingungan bangsa yang sebelumnya masih…

Mathias Watunglawar
OPINI

Melalui Perspektif Undang-Undang Pers,  Pers memegang peranan krusial dalam menjaga transparansi, demokrasi, dan akuntabilitas dalam pembangunan, Maluku lebih khususnya di…