PIRU, SentralPolitik.com _ KAPOLDA Maluku, Irjen (Pol) Drs. H. Lotharia Latif SH. M.Hum melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Seram Bagian Barat dalam rangka meresmikan Patung Gajah Mada, yang terletak di depan Mapolres SBB, Kota Piru, Sabtu (16/9).
—
Patung Gajah Madah ini merupakan inisiatif Kapolres SBB, AKBP Dennie Andrean Dharmawan S I K. Pembuatan arca Gajah Madah ini selama tiga bulan oleh Aipda Herol Slarmanat, anggota Brimob Kompi 2 Den B Pelopor Piru Polda Maluku.
Sebelum pengresmian Kapolda Lotharia Latif bertatap muka dengan Anggota Polres SBB di aula Bhayangkari. Ikut mendampinginya, Karo Ops Polda Maluku, Karo SDM, Karo Log, Direktur Lantas dan Direktur Polairud Polda Maluku.
Peresmian Patung Gajah Mada juga ditandai dengan penandatanganan prasasti Peresmian oleh Kapolda Maluku, yang di dampinggi Kapolres SBB, Dennie Andreas Darmawan, Dandin 1513 SBB, Mayor Inf Rudolf Paulus.
Dalam sambutanya orang nomor satu di Polda Maluku ini menyampaikan kalau kehadirannya di SBB ini untuk kali yang ke dua. Dia mengaku Kapolres SBB banyak sekali melakukan perubahan.
‘’Karena sejatinya pemimpin yang baik adalah peminpin yang bisa membawa perubahan dan mambawa manfaat bagi masyarakat dan anggota,’’ kata dia.
BHAYANGKARA
Di kesempatan ini, Latif mengaku tertarik datang ke Piru untuk meresmikan Patung Gajah Mada.
Ia sebutkan, perjalanan sejarah Polri tidak bisa terlepas dari kata Bhayangkara, dimana pendahulu dan Senior senior Polri merumuskan bahwa tugas-tugas Kepolisian RI sebagai Bhayangkara yang menjaga, mengayomi, melindunggi.
Karena itu dalam sejarah senior Polri menetapkan Gajah Mada adalah sebagai aikon.
‘’Kita bukan melihat patungnya, tapi kita melihat sosok, jiwa dan semangat Gajah Mada. Gajah Mada adalah tokoh setia yang menjunjung tinggi kehormatan, yang menjunjung persatuan. Tegas, berani serta bertanggung jawab. Itu yang harus kita maknai,’’ ingatnya.
PATUNG GAJAH MADA
Irjen Latif mengakui di kepolisian ada beberapa kesatuan yang membuat simbol Patung Gajah Mada. Masing-masing di Mabes Polri, Sespin Polri, Pusdik Brimob Batukosek dan di Akpol.
‘’Dan di Maluku adalah di Polres SBB,’’ tunjuk dia.
Dia mengharapkan bahwa patung ini bukan sesuatu yang membuat Sakral.
‘’Tapi mengingatkan bahwa kita semua yang menjadi anggota Polri ini adalah Bhayangkara-bhayangkara yang wajib hukumnya sesuai dengan lambang Kepolisian,’’ lanjut Lotharia Latif.
Apalagi, katanya lagi, filosofi-filosofi terdahulu menggunakan Bahasa Sansekerta sehingga lambang yang di topi atau di Pet Polri tertulis Rasra Sewatok Damainya.
‘’Artinya Abdi utama pada Nusa dan Bangsa. Gajah Mada adalah salah satu aikon yaitu Sattia Prabu yakni setia pada Negara dan Pimpinan. Itulah filosofinya,’’ tukasnya.
Kapolda juga memberikan apresiasi kepada Forkopimda Kabupaten SBB yang menurut analisa dan evaluasi di tingkat Polda bersama Kapolres SSB bisa memelihara kamtibmas, menjaga kertertiban, keamanan.
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/jelang-pemilu-serentak-polres-sbb-gelar-tabliq-akbar-dan-sbb-ber-mazmur/
‘’Karena tentu keamanan tidak bisa dijaga oleh Polri saja, ini ada sinergitas dengan TNI, Forkopimda dan peran serta tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh lain yang tentu punya peran penting untuk menjaga SBB ini,’’ demikian Latif. (*)