Kecam Bimas Katolik Kanwil Agama, PMKRI Ancam Demo

Buce Ajak Dialog

Sebab, lanjut dia kinerja seseorang juga diback up oleh dana yang memadai. Dia juga mengingatkan sebagai mahasiswa yang mempunyai intelektual, harusnya membuka ruang diskusi karena itu yang dikedepankan Gereja Katolik.

Romo Ulahayanan juga menyarankan agar jika ada masalah bisa langsung berkoordinasi dengan pastor moderator sehingga ada ruang diskusi yang terbangun.

“Tidak benar juga memberikan ancaman dengan melakukan aksi demo, karena itu bukan ciri Gereja Katolik. Sebab semua organisasi yang menggunakan label gereja harus berkoordinasi dengan pastor moderator untuk mendapatkan solusi tanpa harus anarkis,”sarannya.

KONTRIBUSI

Senada dengan itu, Wakil Uskup Wilayah Seram Bagian Barat, RD Goris Matli mengakui jika Kepala Bimas Katolik Kanwil Agama Maluku, Buce Fanulene banyak berkontribusi bagi kebutuhan umat Katolik di wilayah SBB.

“Berbagai program yang telah dibuat tidak mungkin akan menyentuh dan menyenangi banyak orang, tetapi ada beberapa program prioritas yang sudah dibuat diberbagai tempat itupun disesuaikan dengan kebutuhan dan banyak menyentuh kebutuhan di SBB,”ungkap Romo Goris.

Dirinya justru mempertanyakan ukuran penilaian teman-teman PMKRI seperti apa?

“Apa yang disampaikan teman-teman PMKRI menjadi bagian dari sebuah kritikan yang harus  duduk bersama-sama membicarakan langkah-langkah strategi kedepan untuk sebuah perubahan,”harapnya.

Ketika ditanya soal program-program dari Bimas Katolik di Wilayah SBB, Romo Goris merincikan, ada pembinaan pasutri, bantuan alat misa dan pakaian misdinar, bantuan untuk gereja.

Baca juga:

https://sentralpolitik.com/harga-tiket-kapal-melambung-penumpang-menjerit/

https://sentralpolitik.com/pmkri-ancam-geruduk-kantor-pdi-perjuangan/

Selain itu, kontribusi juga untuk mahasiswa Katolik di SBB dan masih banyak lagi hal-hal positif yang dilakukan, dan tidak mungkin juga bisa menjawab semua kebutuhan umat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *